Kamis, 12 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
|
Teleskop angkasa Hubble adalah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit bumi. Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin Hubble yang juga merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar dari benda-benda angkasa yang telah berhasil diidentifikasi, adalah merupakan jasa teleskop Hubble.
Sejarah
Pada tahun 1962, Akademi Sains Nasional Amerika merekomendasikan untuk membangun sebuh teleskop angkasa raksasa. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1977, kongres mulai menugumpulkan dana untuk proyek tersebut. Pada tahun yang sama pula, pembuatan teleskop angkasa Hubble segera dimulai.
Konstruksi teleskop Hubble, berhasil diselesaikan pada tahun 1985. Hubble di’angkasakan’ untuk pertamakalinya pada tanggal 25 April 1990. Padahal, Hubble direncanakan untuk mulai dioperasikan pada tahun 1986. Tetapi, pengoperasiannya ditunda sementara karena bencana Pesawat Angkasa Challenger.
Beberapa tahun setelah dioperasikan, Hubble mengirim gambar yang buram dan tidak jelas. Pada akhirnya NASA menemukan bahwa lensa pada teleskop tersebut bergeser sebanyak 1/50 ketebalan rambut manusia! Pada bulan Desember 1993, Pesawat Ulang-Alik Endeavor, dikirim untuk memodifikasi Hubble dengan menambahkan kamera baru untuk memperbaiki kesalahan pada lensa primernya.
Ukuran
Pertama-tama, Hubble menangkap gambar, setelah diterima oleh teleskop, gambar tersebut akan diubah manjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan menggunakan antena yang mamiliki kemampuan mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf (sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum astronomikal).
Teleskop ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat berkeliling lebih dari 150 juta mil per tahun (± 241 juta kilometer)!
Sejak pertama kali dioperasikan, teleskop ini dikendalikan dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md.
Hubble sangat banyak membantu para ilmuwan dalam mempelajari, mengobservasi dan memahami tentang jagad raya, objek luar angkasa (lubang hitam/black hole, galaksi, bintang), dll. Hubble adalah teleskop angkasa yang berhasil menemukan Xena, planet ke-10 beserta Gabrielle, satelitnya. Selain itu, Hubble juga bayak mengirimkan gambar-gambar yang menakjubkan tentang kejadian-kejadian di luar angkasa seperti; supernova, lahirnya bintang, tabrakan bintang, dll. Gambar sebuah galaksi raksasa tidak dikumpulkan dalam sehari saja. Galaksi Messier 101 (M-101) adalah salah satunya. Gambar galaksi ini merupakan gambar terbesar dan ter-detail dari sebuah galaksi spiral yang pernah dihasilkan oleh Hubble. Gambar galaksi ini terdiri dari 51 bagian. Pada misi kedua di bulan Februari 1997, astronot mengganti sebagian instrumen Hubble dan juga menambahkan selimut baru untuk menjaga Hubble agar tetap hangat. Advance Camera, dipasang pada tahun 2001. Kamera ini dapat mempertajam gambar dan memperlebar sudut pandang kamera. Setelah itu, Wide Field Camera 3, dan Cosmic Origins Spectrograph dipasang pada tahun 2003. Dua misi Hubble yang terakhir adalah pada tahun 2001 dan 2003. Hubble seharunya akan di non-aktifkan pada akhir tahun 2005. Tetapi, pada bulan Oktober 1997, NASA memutuskan untuk memperpanjang pengoperasian Hubble dari tahun 2005 ke 2010. Hubble akan digantikan oleh teleskop James Webb.
Berikut ini merupakan gambar-gambar luar angkasa yang berhasil di tangkap oleh teleskop hubble :
A Perfect Storm of Turbulent Gases in the Omega Swan Nebula
Red Supergiant Star V838 Monocerotis
The Cat’s Eye Nebula
Giant Twisters in the Lagoon Nebula
Gas Pillars in the Eagle Nebula
Orion Nebula
Cone Nebula Star-Forming Pillar of Gas and Dust
Supergiant Shell LMC-4 in the Large Magellanic Cloud
Ultraviolet Image of Multiple Comet Impacts on Jupiter
The Colorful Demise of a Sun-like Star
Stellar “Eggs” Emerge from Molecular Cloud: Closeup of Evaporating Globules in M16
Posted in History, Pengetahuan, TeknologiSepanjang satu dekade, lebih dari 270 planet extrasolar telah ditemukan di beraneka lingkungan. Planet mirip bumi yang berada di zona habitasi masih cukup jauh dari ambang pintu penemuannya. Tapi hal tersebut bukannya tak mungkin. Planet batuan yang mirip Bumi bisa saja mengorbit salah satu bintang tetangga kita bahkan bisa dideteksi menggunakan teknik yang sudah ada saat ini. Ini merupakan hasil penelitian terbaru dari astronom di Universitas California, Santa Cruz.
Bintang tetangga? Yang mana yah? Penelitian terbaru itu dilakukan oleh Javiera Guedes dari USCS pada sistem tiga bintang Alpha Centauri, bintang yang paling populer untuk dijadkan tujuan penjelajahan angkasa dalam sains fiksi. Simulasi pembentukan planet yang dilakukan Javiera menunjukan kalau planet kebumian memang mungkin terbentuk di bintang Alpha Centauri B dan mengorbit pada zona habitasinya. Zona habitasi atau zona layak huni merupakan area di sekitar bintang yang masih memungkinkan keberadaan air dalam kondisi cair di permukaan planet. Dan planet tersebut bila ada bisa diamati dengan menggunakan teleskop yang ada.
Menurut Gregory Laughlin, penemu beberapa sistem ekstrasolar planet, ada beberapa faktor yang membuat Alpha Centauri B menjadi kandidat yang baik untuk planet kebumian. Salah satu faktor itu adalah penggunaan teknik efek Doppler pada Alpha Centauri B dimana posisi dan kecerlangan Alpha Centauri B memberi peluang untuk dilakukan pengamatan dalam jangka waktu yang panjang setiap tahunnya dari belahan langit selatan. Metode efek Doppler merupakan metode pendeteksian planet extrasolar yang telah berhasil mengungkap keberadaan 228 planet extrasolar. Metode ini mengukur pergeseran cahaya bintang untuk mendeteksi adanya goyangan sangat kecil yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet yang mengorbitnya.
Untuk mendeteksi planet batuan yang kecil seukuran Bumi merupakan sebuah tantangan, karena goyangan yang ia sebabkan pada bintang induknya sangatlah kecil. Diperkirakan dibutuhkan waktu 5 tahun untuk mengamati keberadaan planet mirip Bumi di sekitar Alpha Centauri B. Pengamatan akan dipimpin oleh Debra Fischer dari San Francisco State University dengan menggunakan teleskop 15 meter di Cerro Tololo Inter-American Observatory in Chile Mereka berharap akan dapat menemukan planet kebumian seperti yang ada pada simulasi.
Untuk mempelajari pembentukan planet di Alpha Centauri B, tim tersebut akan dapat mengulang simulasi untuk melihat evolusi sistem untuk setiap 200 juta tahun. Karena ada perbedaan pada kondisi awal, maka setiap simulasi akan menghasilkan pembentukan sistem planet yang berbeda. Dari setiap kasus yang dicoba, sistem dengan planet multipel akan berevolusi dengan setidaknya memiliki 1 planet berukuran Bumi. Dan dari sebagian besar percobaan, planet yang dihasilkan memiliki orbit dalam zona habitasi bintang.
0 komentar:
Posting Komentar